Selamat datang di Catatan Mi Instan!

Review seputar mi instan. Kadang pasta instan. Yah yang instan sih kebanyakan.

Review Dr. Oetker Ristorante Pizza Funghi

Engga sengaja nemu frozen pizza ini di Lotte Mart Marvell City Surabaya, di dalam kulkas rak paling atas depan freezer es krim (hafal banget). Waktu itu cuma ada dua varian, yang Funghi sama yang Tonno, dipilihlah yang Funghi because fungi + cheese are just perfect! Kalo liat di website resminya, www.oetker.us, varian dari Ristorante Pizza ini lebih dari dua.

Untuk Ristorante Pizza di kemasannya sendiri ga ada logo Halal, tapi kalo dicek di websitnya ada enam varian yang sudah dapat sertifikasi Halal yaitu Mozzarella, Funghi, Quattro Formaggi, Vegetale, Tonno and Spinaci.

Tampak depan Dr. Oetker Ristorante Pizza Funghi
Harganya sekitar 70ribuan. Emang sih lebih mahal daripada pizza di Pizza Hut. Berhubung di kemasan crust-nya keliatan tipis (dan ini ga ada di Pizza Hut), penasaran deh buat beli.

Moving on to the review, yang Funghi ini toppingnya jamur dan keju. Dan seperti kebanyakan produk instan, gambar produk di kemasan selalu menggiurkan. Lihatlah kejunya yang banyak itu!!

Di kemasan belakangnya udah ada informasi bahwa Ristorante Pizza ini terbuat dari produk yang mengandung gluten dan susu. Untuk yang varian Funghi ini diklaim cocok untuk lacto-vegetarian.

Packaging tampak belakang
Untuk penyajiannya kamu butuh oven. Preheat oven di suhu 220°C, kemudian panggang selama 11-13 menit. Untuk penyajian di microwave tidak disebutkan di kemasan.

Ukuran pizzanya engga terlalu zonk, lebih kecil dari kemasan tapi ga banyak selisihnya. Kemasannya sendiri terbuat dari karton tipis doang dan pizzanya dibungkus plastik yang menurutku kurang safe buat pizza. Waktu ambil dari display ini posisinya horizontal dan di dalam kemasan ngga ada semacam penahan untuk bikin pizzanya punya bentuk yang bagus. Alhasil bagian bawah pizza penyok deh.
Pizza fresh from the packaging
Berhubung aku ga punya loyang pizza, dipakailah loyang kue buat memanggang pizza. Saran untuk yang pake loyang kue: jangan lupa kasih mentega di loyangnya biar gampang diangkat. Aku lupa ngasih dan pizza ini lengket di bagian tengahnya aja. Sisanya gampang diangkat kok. 

 Bisa dilihat kalo jamur dan kejunya ga mengecewakan. Banyak, bro. Sayangnya aja jamurnya ga terdistribusi dengan baik, jadi seakan-akan bagian atasnya gersang cuma ada keju aja.

Pizza di atas loyang kue

Taste test!
Crust-nya enak! Tipis dan renyah, my kind of favorite pizza. Jamurnya juga juicy banget, dan menurutku ini yang membuat crust dengan banyak jamur ga serenyah bagian yang keju doang.
Untuk rasanya ala-ala italia yang dominan menggunakan saus tomat jadi rasanya agak kecut.
FYI, keju yang ada di Funghi ini bukan mozarella, ya. Jangan harap ada keju yang molor di pizza ini.

Buon appetito
Overall, ini dia skornya
Packaging: ★★☆, informasinya lengkap cuma kurang di logo halalnya, ga safe buat horizontal display.
Rasa:★★★, enak! renyah!
Pedas:☆☆☆, cenderung asam saus tomat.

Repurchase? Maybe. Aku masih pengen nyoba varian Tonno dan lainnya kalo udah available di sini.

That's all the review untuk Dr. Oetker Ristorante Pizza Funghi, semoga bermanfaat. Sampai jumpa di review berikutnya.

Review Nissin Gekikara Ramen Goreng

Aku baru tau kalo Nissin Gekikara punya versi gorengnya sekitar tahun 2016 ini.
Dan lagi-lagi dikasih tau sama teman kalo Gekikara udah punya versi mi gorengnya. Waktu dia pamer itu belinya di Alfamart. Berhubung Alfamart dekat rumah susah buat parkir mobil, jadilah aku baru coba Nissin Gekikara Goreng setelah sudah beredar di Indomaret.
tampak depan

Mi ini mencolok, loh. Warna bungkusnya hitam.
Sebanyak apa sih mi instan di Indomaret yang warnanya hitam?
Klaimnya "Extra Hot". Tanpa pikir panjang, langsung ambil satu bungkus. Harganya Rp 5.600,-, lebih mahal 600 perak daripada yang rebus. Belum termasuk kantong kresek yaa.
pilihan ramen ini tidak termasuk di kemasan ya guys :(

cara masak ala indonesia dan jepang. a moment of culture shock

Ini kemasannya informatif banget. Suka deh.
Jadi di sebelah kiri ada informasi ingredients dari mi sampe bumbunya, dilanjutkan dengan nutrition facts, dan rekomendasi topping. Sedangkan di bungkus sebelah kanan ada abstraksi (duh, abstraksi!) dari Gekikara Goreng itu sendiri, dilanjutkan dengan cara memasak dengan dua cara: Indonesia dan Jepang!

Seriously guys, baru tau kalo ada yang namanya cara masak mi Jepang. Bedanya kalo Indonesia pas ngerebus pake air yang banyak 500ml lalu ditiriskan (horang kayah banyak aer), kalo Jepang pake air 250ml dan direbus sampe airnya habis.
mi yang sudah tidak simetris

trio bumbu maut

Isi bungkusannya ada mi yang ukurannya dua kali lebih besar dari Indomie beserta tiga bungkus bumbu berisi sayur kering, kecap pedas, dan serbuk seasoning dan serbuk cabe.
Menurutku minya lebih rapuh daripada yang rebus, gampang patah.
setelah meresbus sampe airnya kering
Karena dirasa masak ala Jepang bakal lebih dikit cuci piring kotornya, akhirnya coba pake yang cara masak Jepang.
Buat yang males ngukur air seberapa, kalo aku pake air setengah dari tinggi mi pas ditidurin (hah). Aku rebus dengan api besar biar cepet menguap juga airnya. Pas udah mendidih dimasukin deh mi sama sayur kering, masak sampeairnya tinggal dikit dan minya udah well-cooked.
Disaranin sih kalo masak ala Jepang pake panci yang teflon atau anti-lengket. Kan sayang minya :(
lengket:(

Udah deh langsung ditaro di piring, campurin itu bungkusan lainnya, aduk rata.
And time for taste test!!
Hasil jadi!

Pedes? Iya! Dari suapan pertama udah pedes. Tapi ini tipe pedes yang enak, yang ga nyiksa dan ga bikin mules. Rasa khas Gekikaranya masih ada walau beda bentuk. Minya sendiri kurus ya, ga gemuk, ga seberapa kenyal. tapi gurih. Jadi pas ada sisa mi yang nempel di panci, langsung aku makan ga pake bumbu dan itu udah enak.

Overall, ini dia skornya
Packaging: ★★★, packaging sangat informatif, lumayan buat bacaan sambil nunggu mateng.
Rasa:★★★, ini mi favorit aku loh.
Pedas:★★☆, pedesnya tuh ga nyiksa, ga bikin mules.

Repurchase? YES YES YES. Ini mi favorit aku. Porsi besar, harga ga seberapa mahal, dan rasanya enak.

That's all the review untuk Nissin Gekikara Goreng, semoga bermanfaat. Sampai jumpa di review berikutnya.

Review Paldo Jjajangmen Chajang Noodle

Finally pertama kali coba chajangmyun (walau versi mi instan sih).
Chajangmyun adalah masakan korea-china berupa mi dengan topping black soy bean sauce dilengkapi dengan potongan sayur dan babi.

Halal ga ya mi ini?
Honestly, I don't know either. Jadi berbekal ngeliat ingredients di bungkusnya yang ga mencantumkan babi, jadinya saya beli.
Paldo Jjajangmen ini aku beli di Bilka Surabaya, harganya lupa berapa...
Motivasi utama beli ya karena penasaran sih chajangmyun itu gimana rasanya hehe.

So, ini dia tampak depan dari Jjajangmen.
tampak depan

Di bungkus belakang dikasih tau kalo pembuatan mi ini berada dalam satu pabrik dengan yang mengolah susu, telur, udang, kacang-kacangan, dll. Jadi, kalo kalian punya alergi sama bahan-bahan tersebut, siap-siap obat alergi ya (ya siapa tau masih mau coba mi ini kan...)
yang punya alergi jangan skip baca ini yaa
Isi di dalamnya ada dua, mi dan saus/pasta yang kental.
Ukuran mi-nya dua sampe tiga kali lebih besar daripada Indomie (obviously, segitu mahalnya awas aja lebih kecil daripada sarimi isi dua).
Jjajang noodle

Dan ini adalah penampakan sausnya.

jjajang sauce
Sumpah, ini adalah mi instan yang paling rempong masaknya.
Kamu butuh dua panci kalo mau mi kamu hangat pas di makan.
Jadi ya, saus ini direndam di air mendidih tanpa dibuka bungkusnya. Dan saus ini ga boleh di microwave ya guys.

ga ada panci, wajan pun jadi
Kalo direndam gantian pake panci yang sama, entah mi atau sausnya bakal dingin salah satunya.
Masa iya mau direbus bareng sama mi?
Dan habis direbus pastilah panas bungkusnya, jadi butuh sesuatu buat angkat seperti capit. Belom lagi buka bungkusnya. Melelahkan :(

nuang saus aja harus full armor :(
Dan ini dia hasilnya!
Well, punyaku emang kebanyakan air. Jadi aku tambahi tiga sendok makan air rebusan (sesuai aturan di bungkusnya, dua sampai tiga sendok). Tapi ternyata bumbunya ga kental banget. Jadilah keliatan kayak mi rebus.

hasil jadi, masih bingung itu di packaging pake foto mi ini apa bukan sih. segini bedanya :(
Dan ini adalah salah satu potongan yang mencurigakan.
Teksturnya kenyal, tapi aku cukup yakin ini bukan daging sapi. Antara ayam  (terlalu kenyal untuk ukuran ayam) atau jamur. Dan kata orang-orang, babi rasanya mirip ayam. Jadi...... ini apa?
Dan setelah browsing, ada yang bilang itu potongan kentang dan kubis.
Sampai sekarang masih misteri apa aja bahannya, di bungkus saosnya cuma ada cara pakenya.
Dear ditributor, please attach information about the ingredients of the sauce :(
wat de hel is dis

Dan mari kita review rasanya!
Mi-nya sendiri enak, kenyal. Dan sausnya...
Ga berharap banyak sih, Dari awal udah siap mental kalo rasanya bakal 'ga aku banget'. Rasa sausnya lebih ke manis daripada ke asin, walaupun ga semanis kecap ya.
Bisa bayangin makan mi manis? Engga? Yaudah coba aja mi ini.

Overall, ini dia skornya
Packaging: ★★☆, kurang informasi ingredients sausnya.
Rasa: ★☆☆, gataudeh, gasuka ajaa
Pedas: ☆☆☆, ga pedas sama sekali.

Repurchase? Nope. Rasanya ga seberapa suka, sausnya yang ribet dimasak, dan ingredients yang masih jadi misteri.

That's all the review untuk Paldo Jjajangmen Chajang Noodle, semoga bermanfaat. Sampai jumpa di review berikutnya.

Review Nongshim Neoguri Udon Seafood & Spicy

Hai hai!
Sebenernya aku udah liat mi ini sering banget, tapi ga pernah beli karena merasa ga ada alasan buat beli.
Sampe akhirnya begitu aku lagi ngidam Samyang bungkus hitam yang pedes banget (apa ya nama komersilnya), dan udah dicari dari supermarket spesialis barang impor sampe supermarket lokal semuanya habis, berakhirlah aku beli tiga mi yaitu Nongshim Neoguri Udon Seafood & Spicy, Jjajangmen (direview next), dan Mama Hot & Spicy (udah jadi pup, saking lapernya habis belanja ga sempet direview 󾌫).
Ada dua keyword di bungkusnya yang akhirnya bikin penasaran sama mi ini, Udon dan Seafood & Spicy.
Tampak luar Nongshim Neoguri udon Seafood & Spicy
Ini aku beli di Bilka Surabaya, harganya Rp 16.000,-. Dari packagingnya, mi korea rata-rata warnanya merah identik dengan pedas dan meriah. Dan begitu pertama kali dibuka bungkusnya (belom buka bungkus bumbu & sayuran kering ya), ada aroma khas laut-laut gitu. Setelah diendus-endus, ternyata itu aroma rumput laut yang ada di sayuran keringnya. Feel that sea breeze!
Bumbu dan sayur keringnya
Menurut bungkus dari mi tersebut, cara masaknya beda dari mi instan mainstream di Indonesia (baca: Indomi, Mie Sedap, dll).
Jadi ya, mi, bumbu, dan sayur keringnya dimasak barengan!
Namun aku tetap pada prinsip: bumbu dan mi harus dipisah! Kalo airnya kebanyakan dan pengen dibuang, bumbunya ikut kebuang dong? :(
mi kenyal
Lanjut, I honestly was expecting mi yang lebih gendut kenyal, mirip udon lah. Dan saya berekspektasi lebih, tekstur mi sama kayak Shin Ramyun produksi dari Nongshim juga. Porsinya cukup besar, sekitar 2-3kali lebih besar dari Indomie biasa.
hasil jadi dengan no-effort-platting

Dan langsung saja kita review!
Untuk rasa aku sendiri ngga ngerasain seafood selain rumput laut. Padahal ya, aku kira bakal ada potongan tuna, udang, kepiting, sirip ikan hiu (ga sirip ikan hiu juga kali). Hal yang bikin aku inget kalo lagi makan mi instan seafood ya aroma khas rumput laut doang. Kurang berkesan sih rasa seafoodnya, enak kok.
Pedesnya sih, aku bisa bertahan ga minum sampe habis, tapi tetep terasa kok.

Overall, ini dia skornya
Packaging: ★★★, informasinya jelas, masaknya gampang, fotonya menggugah selera.
Rasa:★★☆, kurang ada rasa seafood selain rumput laut.
Pedas:★☆☆, ga butuh minum dari awal sampe akhir dan ga bikin mules.
Repurchase? Maybe... Kalo dibeliin ya mau aja sih makannya hehehehe. Masih mau eksplor mi lainnya.

That's all the review untuk Nongshim Neoguri Udon Seafood & Spicy, semoga bermanfaat. Sampai jumpa di review berikutnya.